Sumber gambar : riordan.wikia.com
Dari
kiri : Porphyrion vs Zeus dan Jason Grace - Enceladus vs Athena dan
Annabeth Chase - Periboia vs Aphrodite dan Piper McLean - Polybotes vs
Poseidon dan Percy Jackson - Alcyoneus vs Hades dan Hazel Lavesque
Sebenarnya aku lebih suka Gigant, tapi sesuai dengan bahasa
Yunani, ya sudah, Gigantes saja. Asal kau tahu, meskipun sama-sama raksasa, Gigantes
adalah raksasa yang dilahirkan oleh Gaea—khusus
untuk melawan dewa-dewi. Sedangkan raksasa atau giant yang lain—Argus, Antaeus,
Talos, Geryon, dan yang lain-lain—tidak termasuk dalam Gigantes.
Tadi, sudah kubilang khusus untuk melawan dewa-dewi ’kan?
Begini, setelah kekalahan Para Titan melawan dewa-dewi, Gaea
melahirkan 12 raksasa—aku tidak tahu kenapa 12 belas, maksudku, Titan berjumlah
12 dan Dewa-Dewi Olympia juga 12—atau Gigantes yang dikhususkan untuk melawan
dewa-dewi dalam sebuah perang, yakni Gigantomakhia—akan kita bahas di postingan
selanjutnya. Untuk saat ini, aku hanya akan berikan daftar nama dari Gigantes dan
juga lawan mereka—yang berupa dewa-dewi:
Alcyoneus - Lawan Hades
Enceladus - Lawan Athena
Polybotes - Lawan Poseidon
Porphyrion - Lawan Zeus
Otis dan Ephialtes (kembar, mendapat julukan raksasa Alodai)
- Lawan Dionysus
Orion - Lawan Apollo dan Artemis (kembar)
Damasen - Lawan Ares
Mimas - Lawan Hephaestus
Hippolytus - Lawan Hermes
Clytius - Lawan Hecate
Thoon - Lawan Moirae—Para Takdir, berjumlah tiga
Periboia - Lawan Aphrodite
Sebagai tambahan, mohon jangan tanya kepadaku kenapa
Ephialtes dan Otis tidak melawan Apollo dan Artemis saja. Maksudku, mereka
sama-sama kembar, kenapa Ephialtes dan Otis tidak melawan Artemis dan Apollo
saja, atau kenapa Orion tidak melawan Dionysus saja?
Mana kutahu! Tapi, ini hanya pendapatku: Orion menggunakan
panah sebagai senjata, jadi musuhnya Apollo dan Artemis. Sedangkan, Ephialtes
dan Otis, yah, mereka agak bodoh dan periang, jadi musuh mereka adalah Dionysus—dimana
Dionysus adalah Dewa Anggur, Kesenangan, Kegilaan, Teater dan apapun yang ada
hubungannya kesenangan serta perkumpulan—walaupun pada akhirnya Artemis juga
ikut membantu membunuh Ephialtes dan Otis.
Orion sendiri aku pernah dengar bahwa dia menjadi pemburu di
sebuah kerajaan, namun dia membuat raja marah dan sang raja membutakan mata Orion
menggunakan besi panas. Dia kemudian luntang-lantung di Yunani dan bertemu Hephaestus.
Hephaestus yang iba, akhirnya membuatkan Orion sebuah mata mekanis—hei,
Hephaestus adalah Dewa Pandai Besi dan bisa dibilang juga Dewa Teknologi, jadi itu
mudah baginya.
Kemudian, Orion yang sudah bisa melihat, ikut perburuan
Artemis dan menjadi satu-satunya lelaki dalam kelompok perburuan tersebut—kau
tahu ‘kan Artemis adalah salah satu dewi perawan, jadi mungkin dia agak
membenci lelaki—namun, Orion membuat kesalahan yang membuat Gaea marah. Gaea memunculkan
seekor kalajengking raksasa dan... kau tahu sendirilah akhirnya. Artemis yang
kasihan, menjadikan Orion sebuah rasi bintang, begitu juga dengan si kalajengking—Artemis
juga menjadikannya rasi bintang di dekat rasi bintang Orion agar kisahnya
selalu dikenang.
Eh, maaf, aku jadi ngelantur membahas Orion, padahal
sebelumnya kita membahas tentang Gigantes.
0 komentar:
Posting Komentar