Senin, 18 September 2017

Para Gigantes

Sumber gambar : riordan.wikia.com
Dari kiri : Porphyrion vs Zeus dan Jason Grace - Enceladus vs Athena dan Annabeth Chase - Periboia vs Aphrodite dan Piper McLean - Polybotes vs Poseidon dan Percy Jackson - Alcyoneus vs Hades dan Hazel Lavesque

Sebenarnya aku lebih suka Gigant, tapi sesuai dengan bahasa Yunani, ya sudah, Gigantes saja. Asal kau tahu, meskipun sama-sama raksasa, Gigantes adalah  raksasa yang dilahirkan oleh Gaea—khusus untuk melawan dewa-dewi. Sedangkan raksasa atau giant yang lain—Argus, Antaeus, Talos, Geryon, dan yang lain-lain—tidak termasuk dalam Gigantes.

Tadi, sudah kubilang khusus untuk melawan dewa-dewi ’kan?

Begini, setelah kekalahan Para Titan melawan dewa-dewi, Gaea melahirkan 12 raksasa—aku tidak tahu kenapa 12 belas, maksudku, Titan berjumlah 12 dan Dewa-Dewi Olympia juga 12—atau Gigantes yang dikhususkan untuk melawan dewa-dewi dalam sebuah perang, yakni Gigantomakhia—akan kita bahas di postingan selanjutnya. Untuk saat ini, aku hanya akan berikan daftar nama dari Gigantes dan juga lawan mereka—yang berupa dewa-dewi:

Alcyoneus - Lawan Hades

Enceladus - Lawan Athena

Polybotes - Lawan Poseidon

Porphyrion - Lawan Zeus

Otis dan Ephialtes (kembar, mendapat julukan raksasa Alodai) - Lawan Dionysus

Orion - Lawan Apollo dan Artemis (kembar)

Damasen - Lawan Ares

Mimas - Lawan Hephaestus

Hippolytus - Lawan Hermes

Clytius - Lawan Hecate

Thoon - Lawan Moirae—Para Takdir, berjumlah tiga

Periboia - Lawan Aphrodite

Sebagai tambahan, mohon jangan tanya kepadaku kenapa Ephialtes dan Otis tidak melawan Apollo dan Artemis saja. Maksudku, mereka sama-sama kembar, kenapa Ephialtes dan Otis tidak melawan Artemis dan Apollo saja, atau kenapa Orion tidak melawan Dionysus saja?

Mana kutahu! Tapi, ini hanya pendapatku: Orion menggunakan panah sebagai senjata, jadi musuhnya Apollo dan Artemis. Sedangkan, Ephialtes dan Otis, yah, mereka agak bodoh dan periang, jadi musuh mereka adalah Dionysus—dimana Dionysus adalah Dewa Anggur, Kesenangan, Kegilaan, Teater dan apapun yang ada hubungannya kesenangan serta perkumpulan—walaupun pada akhirnya Artemis juga ikut membantu membunuh Ephialtes dan Otis.

Orion sendiri aku pernah dengar bahwa dia menjadi pemburu di sebuah kerajaan, namun dia membuat raja marah dan sang raja membutakan mata Orion menggunakan besi panas. Dia kemudian luntang-lantung di Yunani dan bertemu Hephaestus. Hephaestus yang iba, akhirnya membuatkan Orion sebuah mata mekanis—hei, Hephaestus adalah Dewa Pandai Besi dan bisa dibilang juga Dewa Teknologi, jadi itu mudah baginya.

Kemudian, Orion yang sudah bisa melihat, ikut perburuan Artemis dan menjadi satu-satunya lelaki dalam kelompok perburuan tersebut—kau tahu ‘kan Artemis adalah salah satu dewi perawan, jadi mungkin dia agak membenci lelaki—namun, Orion membuat kesalahan yang membuat Gaea marah. Gaea memunculkan seekor kalajengking raksasa dan... kau tahu sendirilah akhirnya. Artemis yang kasihan, menjadikan Orion sebuah rasi bintang, begitu juga dengan si kalajengking—Artemis juga menjadikannya rasi bintang di dekat rasi bintang Orion agar kisahnya selalu dikenang.

Eh, maaf, aku jadi ngelantur membahas Orion, padahal sebelumnya kita membahas tentang Gigantes.
Share:

0 komentar:

Posting Komentar